Katanya pemuka agama? Kok begitu! Menghujat dan menghina tidak menentu Katanya guru? Kok begitu! Tidak menjadi panutan digugu dan ditiru Katanya kekasih? Kok begitu! Ucapan atau kata-katanya basi tidak bermutu Katanya membela? Kok begitu! Tiada berbekas dan berguna. Eeh...! kesandung batu Pemuka agama itu mestinya harus sejuk Seperti mentari pagi terbit dari ufuk Menyehatkan yang berolah raga bukanya tuntut-menuntut Ahh...! mungkin kamu jadi-jadian seperti hantu jeruk purut Guru itu harus bijak dalam bertindak Baik kepada murid maupun khalayak Seandainya saja aku kau anggap ibumu Akan aku kutuk engkau menjadi batu Agar supaya engkau diam dan membisu Tidak bikin bising dan gaduh Daripada aku berdosa terus dengan mengumpatmu Mendingan engkau sadar deh demi keluarga dan anak cucu Kekasih itu penyanyang dan pengasih Bukannya kesana-kemari mengharap diberi Eh...! tidak pecaya jaminan Tuhan Rejeki itu sudah dibagi sekian sekian Yang namanya membela harus benar Benar amal, niat serta tujuan Bukan benarnya nafsu dan pikiran Bukan pula golongan lupa aturan Dasar kau...! Kepala batu...! Banyak nasehat juga tidak ada yang jitu Atau mungkin harus pakai jurus pamungkas? Jurusnya Wiro Sableng sang pemberantas? Nama jurusnya kunyuk melempar buah Tapi untukmu jurusnya sedikit dirubah Jurus kunyuknya dilempar buah Ya...ya...ya..! ya sudahlah Read more
No comments:
Post a Comment
Pesan
Note: only a member of this blog may post a comment.