Akalku adalah guru pertama dan utamaku
Aku banyak belajar dengannya, bahkan sekarang masih sering belajar dengannya belum pernah berhenti
Dia selalu beri aku ilmu, aku bertanya dia menjawabnya
Berbagai macam ilmu aku belajar dengannya
Aku belajar ilmu Akhirat dan aku juga belajar ilmu dunia dengannya
Guruku itu sangat pintar, jarang pertanyaanku tidak dijawabnya
Guruku itu sedikit sangat dia mendapat ilmu dari buku atau kitab Guruku belajar dengan alam, dengan kehidupan, dengan kejadian, dengan isu semasa yang dia lihat maupun yang dia dengar Akal yang menjadi guruku itu sering mendapat ilmu daripada raja diriku yaitu hatiku Dengan itu ilmu itu tercapai lagi, diproses lagi, dinilai lagi, dihalusi lagi, dikeluarlah ilmu yang seni-seni Buahnya lahirlah ilmu di dalam ilmu, di dalam ilmu ada rahsia, yaitu ilmu hikmah yang tidak ada di dalam buku dan kitab Maha Besar Tuhan yang cara itulah Dia memberi ilmu kepada guru utama dan pertamaku yaitu akalku
Kemudian aku belajar dengannya, amat seronok tidak jemu-jemu
Jarang aku dikecewakannya, apa saja pertanyaanku dapat dijawabnya
Berbagai-bagai ilmu yang aku tanya, tetap dijawabnya
Dia guruku itu tidak jemu-jemu memberi ilmu, ada saja ilmu yang diberinya
Ilmunya itu yang aku sampaikan atau yang aku ajarkan kepada murid-muridku
Murid-muridku itu pula tidak jemu-jemu menerimanya, mau lagi, menunggu lagi, apa lagi
Guruku itu berbagai macam ilmu yang diajarkannya kepadaku
Ilmu agama, sejarah, politik, falsafah, saikologi, budaya, masyarakat, isu semasa dan lain-lainnya
Jangan sahaja dia melihat, mendengar, dia boleh memberi ilmu, apa yang dia dengar dan apa yang dia lihat
Rupanya guruku itu iaitu akalku buku atau kitab atau surat khabar yang dibacanya adalah alam semesta
Kehidupan yang dilaluinya, kejadian alam, tingkah laku manusia padanya semuanya jadi ilmu
Kerana itulah guruku itu ilmunya seluas alam semesta
Sayang sekalilah kalau ada manusia hanya belajar dengan buku atau kitab tapi tidak belajar sama dengan akalnya
Padahal akalnya itu dia adalah guru utama dan pertama kepada manusia
Belajar dari buku atau kitab dia jadi beku kalau tidak belajar bersama dengan akalnya
Abuya Ashaari Muhammad at Tamimi
Aku banyak belajar dengannya, bahkan sekarang masih sering belajar dengannya belum pernah berhenti
Dia selalu beri aku ilmu, aku bertanya dia menjawabnya
Berbagai macam ilmu aku belajar dengannya
Aku belajar ilmu Akhirat dan aku juga belajar ilmu dunia dengannya
Guruku itu sangat pintar, jarang pertanyaanku tidak dijawabnya
Guruku itu sedikit sangat dia mendapat ilmu dari buku atau kitab Guruku belajar dengan alam, dengan kehidupan, dengan kejadian, dengan isu semasa yang dia lihat maupun yang dia dengar Akal yang menjadi guruku itu sering mendapat ilmu daripada raja diriku yaitu hatiku Dengan itu ilmu itu tercapai lagi, diproses lagi, dinilai lagi, dihalusi lagi, dikeluarlah ilmu yang seni-seni Buahnya lahirlah ilmu di dalam ilmu, di dalam ilmu ada rahsia, yaitu ilmu hikmah yang tidak ada di dalam buku dan kitab Maha Besar Tuhan yang cara itulah Dia memberi ilmu kepada guru utama dan pertamaku yaitu akalku
Kemudian aku belajar dengannya, amat seronok tidak jemu-jemu
Jarang aku dikecewakannya, apa saja pertanyaanku dapat dijawabnya
Berbagai-bagai ilmu yang aku tanya, tetap dijawabnya
Dia guruku itu tidak jemu-jemu memberi ilmu, ada saja ilmu yang diberinya
Ilmunya itu yang aku sampaikan atau yang aku ajarkan kepada murid-muridku
Murid-muridku itu pula tidak jemu-jemu menerimanya, mau lagi, menunggu lagi, apa lagi
Guruku itu berbagai macam ilmu yang diajarkannya kepadaku
Ilmu agama, sejarah, politik, falsafah, saikologi, budaya, masyarakat, isu semasa dan lain-lainnya
Jangan sahaja dia melihat, mendengar, dia boleh memberi ilmu, apa yang dia dengar dan apa yang dia lihat
Rupanya guruku itu iaitu akalku buku atau kitab atau surat khabar yang dibacanya adalah alam semesta
Kehidupan yang dilaluinya, kejadian alam, tingkah laku manusia padanya semuanya jadi ilmu
Kerana itulah guruku itu ilmunya seluas alam semesta
Sayang sekalilah kalau ada manusia hanya belajar dengan buku atau kitab tapi tidak belajar sama dengan akalnya
Padahal akalnya itu dia adalah guru utama dan pertama kepada manusia
Belajar dari buku atau kitab dia jadi beku kalau tidak belajar bersama dengan akalnya
Abuya Ashaari Muhammad at Tamimi
No comments:
Post a Comment
Pesan
Note: only a member of this blog may post a comment.